Selasa, 12 Januari 2010

HAUL MBAH BENUN SUNAN POJOK

SEJARAH SINGKAT
Ir. Kanjeng Raden Tumenggung H. Harjono Nitidipuro,MM salah satu ahli waris Sunan Pojok yang malam itu menceritkan sejarah Sunan Pojok menyatakan, kakek moyangnya yang mempunyai makam di Blora, tepatnya di belakang masjid agung Baitunnur Blora itu mempunyai makna sejarah yang tinggi.
Sebab, selain keturunan dari para wali Songo yang menyebarkan agama islam di tanah Jawa, juga mempunyai hubungan kedekatan dengan budaya dan kesenian Ngayogyakarta (Jogjakarta). "Sunan Pojok sangat dekat dan setia pada Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram.
Kemudian pengabdian tersebut dilanjutkan oleh putranya, Raden Mas Sumodito sebagai Bupati pertama Blora," ujar Harjono yang menceritakan kisah itu dengan bahasa jawa. Versi yang selama ini berkembang, bupati Blora pertama ada Wilyatikta.

Sunan Pojok yang semasa hidupnya lebih dikenal dengan nama pangeran Surabahu atau Syaikh Amirullah Abdulrahim, juga diceritakan masih mempunyai hubungan darah dengan Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Bonang, Sunan Ampel dan Dewi Candrawati binti Arya Tejo Bupati Tuban, serta keturunan dari Sunan Ngudung yang berasal dari Jipang Panolan yang saat ini masuk Kecamatan Kedungtuban,Blora.

Tugas yang diemban Sunan Pojok pada masa kejayaan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645) sangat berat, yakni menumpas dua kekuatan, baik dari VOC Belanda yang berpusat di Batavia dan menghadapi beberapa adipati seperti Tuban, Pati, Pasuruan, Surabaya yang masih "mbalelo" terhadap Sultan dari Mataram kala itu.

Namun Sunan Pojok yang kala itu menjadi Panglima Perang berhasil menuntaskan pekerjaannya dengan kemenangan yang berhasil diraih pada 20 Nopember 1626, yang tercatat sebagai arsip nasional karena satu satunya peperangan yang mampu mengalahkan VOC, serta mengalahkan semua adipati yang menentang.

Setelah melapor den kembali ke wilayah Blora dan Tuban, Pangeran Pojok kelelahan dan jatuh sakit kemudian dirawat oleh putranya, R. M Sumodito, yang juga mempunyai sifat yang sama seperti ayahnya untuk selalu setia dan patuh pada kangjeng Sultan Agung dan Pangeran Mangkubumi Hamengkubuwono I selain juga berbakti pada orang tua.

MAKAM SUNAN POJOK
Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora dekat dengan Alun-Alun Kota Blora, tepatnya berada disebelah Utara Pasar Kota Blora, sangat strategis dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Menurut data inventaris Kepurbakalaan dari Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Blora serta hasil dari pendapat sebagian tokoh masyarakat mengenai data-data makam para tokoh Pemerintahan dan Keagamaan pada waktu dulu, merupakan awal mula pemerintahan di Kabupaten Blora. Barangjkali dari sini dapat digambarkan asal mula Kabupaten Blora. Makam Sunan Pojok adalah Makam Pangeran Surobahu Abdul Rohim. Sebelumnya beliau adalah seorang perwira di Mataram yang telah berhasil memadamkan kerusuhan di daerah pesisir utara atau tepatnya didaerah Tuban, sekembalinya dari Tuban diperjalanan beliau jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa Pojok Blora, Menurut seorang ahli makam, Mbah Sobib dari desa Bugel Menganti, Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara, Pangeran Surobahu Abdul Rohim juga punya nama kecil yaitu Benun ( Mbah Benun ). Karena jasa-jasa Sunan Pojok, maka putranya yang bernama Jaya Dipa diangkat sebagai Bupati Blora yang pertama ( Dinasti Surobahu Abdul Rohim ), setelah wafat digantikan oleh putranya yang bernama Jaya Wirya, Kemudian oleh Jaya Kusumo. Keduanya, setelah wafat dimakamkan dilokasi Makam Pangeran Pojok. Kauman. Makam Sunan Pojok sering dikunjungi/ diziarahi oleh banyak masyarakat terutama pada malam jumat .
kegiatan haul biasanya tanggal 27 Suro ( Tahun Jawa ), serta pada saat Hari jadi Kab. Blora , dan dilaksanakan tanggal 10 Desember.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar